Untuk pertama kalinya para ilmuwan menyoroti keadaan yang menyedihkan
sehubungan dengan pertumbuhan angka remaja dan anak berusia lebih tua
yang hidup dengan HIV dan AIDS tidak terdiagnosis di Afrika. Dalam
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases,
para peneliti Wellcome Trust berpendapat bahwa penundaan mengenali
masalah ini berarti bahwa kebutuhan kelompok yang penting ini tidak
terpenuhi.
Diperkirakan bahwa pada 2006 setengah juta bayi terinfeksi HIV saat
persalinan atau waktu disusui, ditularkan langsung dari ibunya. Ada
anggapan bahwa kemungkinan mereka bertahan hidup hingga dewasa sangat
rendah. Tetapi, penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti
yang berpusat di klinik Connaught di Harare, Zimbabwe, menunjukkan bahwa
anak yang berusia lebih tua dan remaja dengan AIDS mempunyai semua
ciri-ciri yang dapat dilihat pada orang yang bertahan hidup lama setelah
terinfeksi waktu bayi.
“Temuan ini cukup luar biasa,” dikatakan Dr. Liz Corbett, anggota
senior klinik pengobatan tropis Wellcome Trust dari London School of
Hygiene and Tropical Medicine, berpusat di Zimbabwe. “Fenomena ketahanan
hidup jangka panjang tidak diketahui dengan baik dan hingga belakangan
ini dapat dikatakan ditolak secara tegas oleh komunitas HIV
internasional karena berpegang kuat pada asumsi bahwa HIV di usia akhir
kanak-kanak/remaja sangat tidak lazim, dan bahwa ketahanan hidup dengan
HIV sejak lahir hingga masa remaja begitu tidak mungkin tanpa
pengobatan, sehingga hampir mustahil. Ini tentu saja tidak sesuai dengan
apa yang kami temukan di Zimbabwe dan dengar dari negara tetangga.
“Saat ini mulai disadari bahwa pendapat yang semula adalah keliru dan
sebaliknya bahwa kurang lebih satu di antara sepuluh bayi yang
terinfeksi – dan mungkin sebanyak satu di antara empat – dapat bertahan
hidup hingga masa remaja tanpa diagnosis atau pengobatan.”
Tetapi, diagnosis yang terlambat kemungkinan mempunyai dampak yang
bermakna terhadap kesehatan mereka di masa mendatang serta ketahanan
hidup jangka panjang, diingatkan para peneliti.
“Diagnosis HIV lebih dini adalah sangat penting,” dikatakan
Dr. Rashida Ferrand, anggota pelatihan dan penelitian Wellcome Trust.
“Diagnosis yang tertunda berarti bahwa pasien lebih berisiko terhadap
pengembangan infeksi oportunistik
berat dan dapat terjadi kerusakaan bermakna pada organ tubuh penting
yang tidak dapat disembuhkan, misalnya jantung, paru dan juga risiko
kematian yang lebih tinggi. Kita juga tahu bahwa efektivitas terapi antiretroviral (ART) lebih rendah apabila dimulai pada pasien dengan penyakit lanjut.”
Dr. Ferrand dan Dr. Corbett berpendapat bahwa ada kebutuhan tambahan
layanan khusus untuk anak yang lebih tua dan remaja, untuk menyediakan
tes HIV dan layanan kesehatan, konseling serta dukungan yang terjangkau dan bersahabat dan formulasi
obat untuk orang dengan berat badan rendah dengan pertumbuhan tubuh
mungkin terhalang (menjadi kerdil) akibat HIV yang tidak terdiagnosis.
“Karena pendapat terdahulu yang menyatakan bahwa bayi yang terinfeksi
HIV tidak dapat bertahan hidup hingga remaja, maka tidak ada usaha
memadai yang dilakukan untuk menyediakan program diagnostik atau
pengobatan untuk kelompok usia ini, walau epidemi
yang semakin tampak jelas bagi siapa pun yang menyediakan perawatan
kesehatan secara rutin di Afrika bagian Selatan atau Timur,” dikatakan
Dr. Corbett.
Adalah penting untuk mengetahui bahwa secara tidak langsung anak ini
mungkin sudah sangat menderita secara tidak langsung akibat HIV,
misalnya menjadi yatim piatu, menjadi miskin dan trauma psikologis
akibat penyakit orang tua dan saudara kandung yang berkepanjangan,
pendapat Dr. Ferrand.
“Sekadar merawat pasien ini dengan layanan yang ada bukanlah yang
ideal karena mereka mempunyai masalah yang unik berdasarkan kelompok
usia dan keadaan, belum lagi untuk menghadapi penyakit sendiri,” dia
mengatakan. “Hal ini termasuk kurangnya kesadaran terhadap diagnosis
mereka sendiri, pubertas dan seksualitas yang muncul, merawat orang tua
yang sakit dan menghadapi dampak sosial-ekonomi sebagai yatim piatu.
Oleh karena itu, penyediaan perawatan dan pengobatan HIV yang efektif
membutuhkan dukungan tambahan dan layanan khusus untuk menangani masalah
ini.”
Para peneliti berpendapat bahwa remaja akan mendapat manfaat dari
didiagnosis status HIV-nya lebih dini, bantuan pada orang tua atau wali
yang mungkin enggan memberi tahu anaknya tentang apa permasalahan
mereka; dukungan yang dikhususkan pada remaja untuk memastikan kepatuhan terhadap pengobatan; fokus pada masalah kronis
terkait HIV (misalnya bentuk tubuh kerdil dan pubertas yang tertunda)
dan kerumitan ART; serta dukungan bagi mereka yang sedang mengalami
pubertas atau yang berhubungan seks secara aktif, misalnya konseling
tentang pencegahan penularan dan kontrasepsi, dan pengungkapan status
kepada pasangan seks.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments:
Post a Comment