Amsterdam—Ratu Beatrix mengakhiri 33
tahun kekuasaannya sebagai ratu dalam sebuah upacara yang dihadiri
perwakilan kerajaan di seluruh dunia pada Selasa (30/4). Ia menyerahkan
kuasanya pada Putra Mahkota Willem-Alexander sebagai Raja Belanda
pertama dalam kurun lebih dari 120 tahun. Penyerahan kuasa itu dilakukan
dalam upacara di Mozes Hall, Istana Kerajaan Amsterdam. Upacara turun
tahta Ratu yang dilanjutkan inaugurasi penggantinya resmi dilakukan
tatkala Ratu Beatrix menandatangani “akta abdikasi” atau nota penurunan
tahta. Sejak nota itu ditandatangani, otomatis gelarnya kini menjadi
Putri Beatrix.
Tiga bulan sebelumnya, mantan ratu
berusia 75 tahun ini telah mengumumkan pengunduran diri, mengatakan,
saat ini merupakan waktunya generasi baru memimpin. “Saya selalu
menganggap hal itu sebagai suatu hak istimewa yang luar biasa untuk
dapat menempatkan sebagian besar dari hidup saya untuk melayani negara
kita sesuai dengan tugas saya,” tuturnya. Ia melanjutkan, “Sampai hari
ini, tugas indah ini telah memberi saya banyak kepuasan. Itu inspirasi
untuk merasa dekat dengan orang, untuk bersimpati pada keluhan, dan
berbagi kegembiraan dan kebanggaan,” ungkap Beatrix.
Pada momen turun tahta Ratu dan
penyerahan kekuasaan pada Raja Willem-Alexander itu, lonceng gereja
terdengar di seluruh penjuru kota. Rakyat Belanda terlihat bersuka cita
menyambut pemimpin barunya dengan melambaikan bendera dan meniup
terompet. Melihat keriaan ini, Beatrix berujar, “Saya senang dan
bersyukur untuk kehadiran Anda semua menyambut raja baru, Raja
Willem-Alexander.”
Menyambut suka cita itu, Raja
Willem-Alexander menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang
telah diberikan ibunya. Ia bersyukur atas peran ibunya yang inspiratif
selama 33 tahun ini. Pasca ia mengambil sumpah, istri Raja
Willem-Alexander, Maxima pun resmi menyandang gelar Ratu. Tanggal 30
April biasa diperingati sebagai Hari Ratu. Namun, momen kali ini kota
Amsterdam merayakan penobatan raja baru mereka, Raja Willem-Alexander
0 comments:
Post a Comment